Singaraja, 18 Maret 2022 – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) resmi meluncurkan Kurikulum Merdeka sebagai upaya mengatasi krisis pembelajaran (learning loss). Kurikulum Merdeka yang sebelumnya dikenal dengan Kurikulum Prototipe atau Kurikulum dengan Paradigma Baru tersebut ditawarkan sebagai salah satu opsi pemulihan pembelajaran akibat pandemi.
Terkait dengan hal itu, SMP Negeri 3 Singaraja di undang dalam kegiatan Focus Group Discussion yang mengambil topik Implementasi Kurikulum Merdeka : Teknis dan Perangkat Pembelajaraanya di SMP Negeri 4 Singaraja. Adapun Kegiatan ini berlangsung pada hari Jumat, 18 Maret 2022 bertempat di Ruang Aula SMP Negeri 4 Singaraja sejak pukul 8 pagi waktu setempat.
SMP Negeri 3 Singaraja yang diwakili oleh Bapak Kepala Sekolah, I Gede Sumatra Jaya,S.Pd dan dua orang perwakilan guru yaitu, I Made Sukardi,S.Pd dan I Gusti Ngurah Ariana,S.Pd yang pada kegiatan ini di tunjuk sebagai Narasumber dan berbagi pengalaman, atau testimoni Implementasi Kurikulum Merdeka.
I Gede Sumatra Jaya,S.Pd menyampaikan bahwa SMP Negeri 3 Singaraja yang telah menerapkan Kurikulum Sekolah Penggerak atau Kurikulum Merdeka sejak Tahun Ajaran 2021/2022. Beliau mengungkapkan bahwa pembelajaran di sekolah dengan menggunakan kurikulum ini menjadi menyenangkan. “Dengan penerapan Kurikulum Sekolah Penggerak atau Kurikulum Merdeka, pembelajaran dilakukan melalui paradigma baru dan berdiferensiasi sehingga menjadi menyenangkan, berpusat pada siswa, dan sesuai kebutuhan serta tahap kembang siswa,” ungkapnya. Hal ini memiliki tujuan yaitu Kurikulum Merdeka diharapkan mampu mewujudkan profil pelajar Pancasila.
Disamping itu pemaparan testimoni diberikan oleh Bapak I Made Sukardi dan I Gusti Ngurah Ariana,S.Pd terkait dengan teknis dan modul ajar yang sudah dikembangkan selama setahun ini di SMP Negeri 3 Singaraja. Seperti yang kita ketahui bahwa Modul Ajar merupakan komponen penting dari pembelajaran dan merupakan suatu rancangan yang disiapkan agar pembelajaran berjalan dengan efektif, efisien, dan maksimal. Rancangan pembelajaran ini disebut sebagai perangkat ajar atau perangkat pembelajaran. Maka dari itu rancangan yang kurang matang, akan memberikan hasil yang kurang maksimal. Sedangkan rancangan yang matang, ditulis sesuai dengan komponen, keterbutuhan, dan kondisi yang ada, tentunya ini akan memberikan hasil pembelajaran yang lebih baik.
-this is one of the best posts, when was the last time you made an article post?