Singaraja, 26 November 2025 — SMP Negeri 3 Singaraja kembali menunjukkan komitmennya sebagai sekolah yang aman dan bebas dari perundungan dengan menggelar peringatan Roots Day (Hari Anti Perundungan) yang telah memasuki tahun pelaksanaan ke-5. Kegiatan ini menjadi bagian penting dalam upaya sekolah membangun karakter peserta didik yang berakhlak mulia dan mampu beradaptasi di era digital.
Acara tersebut dipimpin langsung oleh Kepala SMPN 3 Singaraja, Ni Luh Rediti, S.Pd., M.Pd., dan diikuti oleh seluruh siswa serta guru di lingkungan sekolah.
Menegaskan Sekolah Tanpa Bullying
Dalam sambutannya, Kepala Sekolah Rediti menegaskan bahwa Roots Day merupakan momentum bagi seluruh warga sekolah untuk terus menjaga lingkungan SMPN 3 Singaraja dari segala bentuk perundungan, baik secara fisik, verbal, maupun digital.
“Melalui Roots Day ke-5 ini, saya ingin mengingatkan kembali agar tidak ada lagi perundungan di sekolah kita. Tidak ada lagi ejekan, hinaan, pengucilan, penyebaran rumor, atau tindakan apa pun yang melukai hati teman kalian,” tegasnya.
Ia menekankan bahwa perundungan sering kali tidak disadari karena dapat terjadi dalam bentuk kalimat singkat, sikap, atau perlakuan kecil yang ternyata sangat melukai. Oleh karena itu, ia mengajak seluruh siswa untuk menjadi agen perubahan dengan bersikap lebih peka dan peduli terhadap orang lain.
Sekolah sebagai Rumah Aman untuk Semua
Kepala Sekolah, Rediti juga menegaskan bahwa sekolah merupakan “rumah bersama” bagi seluruh warga SMPN 3 Singaraja, sehingga sangat penting menjaga suasana yang aman, damai, dan penuh kehangatan. Ia mengajak siswa untuk memulai hal kecil seperti menyapa, membantu teman, tidak mengolok-olok, serta berani melaporkan jika melihat tindakan perundungan.
“Roots Day yang kita selenggarakan setiap tahun adalah pengingat bahwa tugas kita belum selesai. Kita harus memastikan setiap anak datang ke sekolah tanpa rasa takut, tanpa merasa sendirian, dan tanpa merasa terancam. No bullying bukan sekadar slogan — tetapi sebuah komitmen,” ujarnya.
Pesan Penting dari Disdikpora
Kegiatan yang mengusung tema “Five Years, One Mission: No Bullying” ini turut dihadiri oleh Sekretaris Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Buleleng, Luh Putu Adi Ariwati, SE., M.Pd. Dalam penyampaiannya, beliau menekankan bahwa perundungan tidak hanya terkait kekuatan fisik, melainkan bagaimana seseorang memperlakukan orang lain sebagai bagian dari komunitas.
“Bullying bisa hadir dalam banyak bentuk, termasuk dunia maya. Komentar negatif atau ejekan di media sosial dapat memberikan dampak besar, bahkan lebih menyakitkan dibanding bullying langsung,” ujarnya.
Ia juga mengajak siswa agar menggunakan teknologi secara bijak dan memanfaatkan potensi diri untuk hal-hal positif.
Agen Perubahan sebagai Garda Terdepan
Ketua Panitia, I Komang Yudiartana, S.Pd., menjelaskan bahwa Roots Day merupakan kegiatan rutin yang tidak pernah absen dilaksanakan meskipun Program Sekolah Penggerak — tempat Roots Day pertama kali diterapkan — telah dihentikan.
Setiap tahun, kegiatan diawali dengan proses pembentukan Agen Perubahan, yaitu siswa-siswa terpilih yang memiliki pengaruh positif di lingkungan pertemanan. Setelah itu, mereka mengikuti pelatihan mengenai anti perundungan, empati, komunikasi positif, serta keberanian mengambil tindakan saat melihat perilaku tidak tepat.
“Selama lima tahun ini, kami telah melahirkan 132 Agen Perubahan aktif. Mereka adalah ujung tombak dalam menyebarkan nilai-nilai positif dan mencegah terjadinya perundungan di lingkungan sekolah,” jelas Yudiartana.
Mendapat Penghargaan Cerdas Berkarakter
Sebagai bentuk pengakuan atas konsistensi dan inovasi sekolah dalam mencegah perundungan, pada tahun 2022 SMPN 3 Singaraja menerima Penghargaan Cerdas Berkarakter dari Kemendikbudristek. Penghargaan ini menjadi bukti nyata bahwa langkah-langkah yang diambil sekolah memberikan dampak positif bagi terciptanya suasana belajar yang aman, inklusif, dan nyaman bagi seluruh peserta didik.







